Cerita kami dari sanga sanga

oleh -1,388 views
oleh

Cerita kami dari sanga sanga, PURJIANTO.WEB.ID sangatta Kutai Timur – Sanga sanga adalah Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang mana pada jaman dahulu sanga sanga adalah penghasil minyak dan tetap terjaga sampai sekarang. Sanga sanga dari Kota Samarinda jika ditempuh memakai kendaraan kurang lebih 1jam berbeda dengan beberapa tahun lalu ketika ke sanga sanga memerlukan waktu yang lama karena jalanan ke sanga sanga masih rusak parah.

Selain penghasil minyak, hasil bumi di sanga sanga antara lain adalah batu bara, yang mana sebagian besar penduduk sanga sanga, pada tahun 2005 sampai sekarang bekerja di sektor tambang ini.Cerita kami dari sanga sanga

Cerita kami dari sanga sanga

Kehidupan masyarakat sanga sanga mulai bangkit, setelah tambang batu bara masuk ke Kecamatan Sanga sanga. Saya kecil berada di sanga sanga, dan pada usia 3 tahun di bawa nenek ke pulau jawa, setelah menginjak remaja, saya di ajak orang tua ke Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan, sampai menyelesaikan pendidikan tingkat atas.

Pada tahun 2003, saya kembali ke sanga sanga dan dari sini lah cerita kami berawal, sampai sekarang, sebagian dari kami tidak tinggal di sanga sanga, namun kami saling berkomunikasi, walaupun lewat Handphone atau media sosial seperti Facebook dan Twitter karena terpisah jarak dan waktu.

BACA :  Kisah Adab Seorang Murid Kepada Guru

Pertama orang yang saya kenal adalah sepupu saya nama nya dwi jaya hadi kusuma, hadi (sapaan akrabnya) lahir dan besar di sanga sanga, beberapa hari setelah saya tinggal di sanga sanga, saya di ajak ke rumah teman – temannya, salah satu orang temannya ialah masrani agus, agus (sapaan akrabnya) dia memiliki kandang ayam potong dan aktifitas sehari-hari pada waktu itu membantu orang tua nya berjualan di pasar, selepas itu merawat ayam potong peliharaan bapaknya.

Cerita kami dari sanga sanga
Cerita kami dari sanga sanga

Dirumah agus saya juga mengenal naning dia juga berasal dari Kalimantan Selatan dan juga yudi yang mana dia adalah teman sekampung naning di Kalimantan Selatan. Hampir setiap hari saya bersama hadi pergi ke rumah agus hanya sekedar bercanda dan menemani agus merawat ayam peliharaannya.

Beberapa hari kemudian saya mengenal tetangga saya bernama bilal mahardika, bilal (sapaan akrabnya) berjarak 2 rumah dari rumah saya. Hari demi hari saya lewati bersama hadi dan setiap malam saya diajak ke tempat siaran radio tempat agus setiap malam menghabiskan waktu menghibur masyarakat sanga sanga dengan lagu yang di siarkannya.

Pada waktu itu saya dan hadi biasa memakai sepeda kayuh berwarna merah, jika ingat kenangan itu saya selalu tertawa. Canda kami menaiki sepeda sambil memakan Mie Instan sepanjan jalan seperti tidak ada beban dalam hidup ini.

Cerita kami dari sanga sanga 1

Dengan berjalannya waktu saya mulai mengenal satu persatu teman seperti gandi, yoni, ranti dan yang menjadi idola pada waktu itu namanya sri setiap hari selalu menjadi pembicaraan kami sebagai lelaki hehehe

BACA :  Bosan Jadi Karyawan, Pak Widodo Beralih Menjadi Peternak

Banyak pengalaman mengenal gadis yang ada di kampung kami sanga sanga, cara kami sangat unik dalam mendekati gadis, kami tidak menjadikan gadis itu sebagai pujaan hati, namun kami hanya sekedar berteman karena kami mempunyai slogan ” berteman adalah ibadah “

Cara kami mendekati gadis dengan cara mendekati orang tua nya dulu bercanda sambil meminum kopi di depan rumah, tapi sebelumnya kami mendekati beliau ketika beliau berada di kebun atau beliau sedang membersihkan halaman rumah.

Cerita kami dari sanga sanga 2

Dengan demikian kami bisa berteman dengan kedua orang tua nya serta lama kelamaan kami secara otomatis kami akan mengenal anak gadisnya, sampai sekarang kami masih tegur sapa di Facebook menjalin komunikasi walaupun tidak berjumpa.

Pengalaman yang paling menegangkan ialah ketika kami malam pukul 23:00 berjalan-jalan ke sekolahan SMA yang ada di sanga sanga, pada waktu itu masih sering sekali salah satu stasiun televisi swasta menyiarkan liputan tentang dunia ghaib, kami berkeliling mencari penampakan mahkluk astral, kami membentuk team kecil menjadi 3. Sungguh diluar dugaan kami, kami melihat perempuan berdiri diatas meja dan salah satu team berlari melihat ada kilatan cahaya dari warung belakang sekolahan. Suasana sudah mulai tidak memungkinkan, akhirnya kami memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut dengan perasaan sedikit takut dan penasaran.

BACA :  Secangkir Kopi Bersama Sahabat Sangatta

Dengan berjalannya waktu satu persatu dari kami ada yang bekerja dan dengan kesibukan kami masing-masing sangat jarang sekali kami berkumpul dan bercanda, mungkin satu bulan dua kali kami bertemu di rumah salah satu dari kami sambil membahas kesibukan kami masing – masing.

Hadi sekarang sudah menjadi PNS, agus menjadi pekerja tambang batu bara, yoni menjadi broker batu bara, gandi menjadi karyawan di pertamina, bilal menjadi guru, naning menjadi karyawan tambang batu bara juga.

Banyak hal indah yang kami lalui bersama hingga saat ini kami sudah seperti saudara, ketika mereka kerumah saya, makan, minum dan tidur seperti rumah sendiri dan begitu juga sebaliknya, orang tua kami sudah saling mengenal satu sama lain dan orang tua kami juga sangat senang sekali ketika kami berkumpul bersama, apalagi sekarang kami hanya berjumpa hampir cuma setahun dua kali.

Berteman itu bukan sekedar bercanda dan tertawa, berteman bukan sekedar mencari hiburan, tapi berteman adalah bagaimana cara kita menghargai sesama kita, saling menghormati dan saling berbagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *