Di Tengah Penurunan Harga Hingga 70 Persen Banyak Negara Di Dunia Meregulasi Aset Kripto

oleh -501 views
oleh
Di Tengah Penurunan Harga Hingga 70 Persen Banyak Negara Di Dunia Meregulasi Aset Kripto 1

JAKARTA – Tahun 2022 menjadi tahun yang kurang bersahabat bagi investor kripto karena banyaknya guncangan yang terjadi dan menyebabkan harga aset crypto menurun hingga lebih dari 70 persen.

Sejumlah faktor penyebab menurunnya harga aset kripto seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) diantaranya adalah kasus Terra Luna, Three Arrows Capital (3AC), hingga bangkrutnya bursa kripto FTX.

Namun, melihat besaran return instrumen investasi, pergerakan aset kripto sejalan dengan indeks saham AS dan global selama tahun 2022 dan bahkan lebih baik daripada obligasi AS.

“Peristiwa yang terjadi dimulai sejak pertengahan tahun 2022 menjadi pengalaman berharga bagi semua pihak, tidak hanya investor, melainkan kami sebagai bursa untuk terus konsisten dalam memberikan keamanan dan kenyamanan berinvestasi,” kata Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin dalam keterangan tertulis, Kamis (12/1/2023).

Dikatakannya, terlepas dari volatilitas pasar kripto dan volume perdagangan yang rendah dapat dilihat bahwa adopsi kripto secara institusional meningkat pada tahun 2022.

“Melihat kejadian di tahun kemarin, ketertarikan investor saat ini akan lebih tertuju pada aset kripto yang dinilai lebih berkualitas tinggi seperti Bitcoin dan Ether dan lebih memperhatikan faktor-faktor fundamental seperti tokenomik, kematangan ekosistem masing-masing project, dan likuiditas pasar,” ujar Timo.

Melihat di sisi lain, meskipun harga aset kripto mengalami penurunan, nyatanya adopsi terhadap aset kripto justru terus tumbuh dan semakin banyak negara di dunia yang meregulasi aset kripto.

“Regulasi kripto merupakan hal yang baik untuk investor dan industri. Hal ini dapat memberikan potensi yang baik untuk melindungi investor jangka panjang, mencegah aktivitas penipuan dalam ekosistem kripto, dan memberikan panduan yang jelas untuk memungkinkan perusahaan berinovasi. Selain itu, kejelasan regulasi dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat luas pada kripto,” papar Timo.

Investasi kripto masih menarik perhatian masyarakat.

Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) hingga tahun 2022 jumlah investor kripto telah mencapai 16,55 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp296,66 triliun.

Selain itu dari sisi regulasi terdapat lebih dari 10 negara di antaranya Afrika Selatan, Inggris, Australia, Ukraina, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Brazil, Itali, Prancis, Kanada, Filipina, Korea Selatan, Turki, Mexico, India, Thailand, Vietnam, Argentina, Iran, dan Indonesia yang telah meregulasi investasi aset kripto yang berkaitan dengan bursa, pajak, perlindungan konsumen, dan lain sebagainya.

“Sektor industri kripto terus tumbuh dan matang, sehingga regulator di seluruh dunia perlu memberikan kejelasan serta panduan dalam menyikapi masifnya peningkatan tersebut,” katanya.

Selain itu, regulasi tersebut juga membantu membangun kepercayaan dan akan mendorong adopsi lebih besar lagi.

“Di Indonesia sendiri kami sangat mengapresiasi pemerintah Indonesia melalui Bappebti, yang kemudian akan dilanjutkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang telah mendukung berkembangnya industri ini. Kami menyambut hal tersebut dengan baik untuk memastikan kemajuan industri kripto di Indonesia,” ujar Timo.

Kemajuan industri kripto di Indonesia juga ditandai oleh adopsi teknologi blockchain pada berbagai institusi besar yang tertarik dan sudah mulai berinvestasi ke aset kripto dan memanfaatkan teknologi blockchain seperti misalnya perusahaan fintech PayPal dan Square.

Kemudian Tesla hingga Bank Indonesia yang beberapa waktu lalu meluncurkan whitepaper Central Bank Digital Currency (CBDC) yaitu Proyek Garuda.

Arus perhatian yang sangat besar dari berbagai institusi ternama tentunya akan menarik banyak pihak dan semakin mendorong positif pertumbuhan industri kripto dari waktu ke waktu.

Secara global, kepemilikan aset kripto terus meningkat. Triple A sebuah perusahaan blockchain yang berbasis di Singapura mengestimasikan jumlah kepemilikan aset kripto di seluruh dunia mencapai 320 juta users atau rata-rata 4.2 persen dari populasi masyarakat dunia yang mencapai 8 miliar orang.

Adapun Asia menjadi negara dengan kepemilikan aset kripto terbanyak mencapai 130 juta orang disusul oleh Afrika dengan 53 juta, dan Amerika Utara dengan 51 juta.

“Di balik signifikannya jumlah investor aset kripto di seluruh dunia, jelas tahun 2023 pasti penuh dengan tantangan. Mulai dari kenaikan suku bunga, inflasi, isu resesi, hingga kondisi geopolitik yang masih belum stabil tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi investor.

Namun aset kripto dan teknologi blockchain terus membentuk ekosistem yang matang meski secara usia masih terbilang baru akan tetapi ribuan inovasi telah lahir dengan use-case yang mampu mendisrupsi berbagai industri seperti non-fungible tokens (NFT), Decentralized Finance (DeFi), hingga Web 3.0 dan memberikan dampak yang positif bagi penggunanya,” kata Timo.

Manajemen Rantai Penyediaan Dan Pemanfaatan Energi Nasional
Ebt di indonesia hingga saat ini baru mendekati angka 2 persen dari total potensinya ekonomi makro di tengah turunnya harga minyak mentah dunia dan

Resesi Di Depan Mata Bung Harga Minyak Anjlok Nyaris 10
7 hari yang lalu harga minyak anjlok karena investor khawatir akan resesi yang akan berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan hingga 2 persen

Survei Lipi Lebih Dari 70 Persen Umkm Alami Penurunan Omzet
58 76 persen harga jual produk menurun di sisi lain biaya mengalami peningkatan rinciannya adalah bahan baku 45 07 persen

Bi 7 Day Reverse Repo Rate Turun 25 Bps Menjadi 3 50
Memperpanjang mdr qris 0 bagi usaha mikro hingga 31 desember 2021 selama tahun 2020 di tengah penurunan suku bunga kebijakan bi7drr

Penurunan Harga Bukan Solusi Mempertahankan Bisnis Hotel Di
Resorts yang okupansinya rata rata 60 hingga 70 persen selama 2020 sedang laba kotor hotel rata rata sudah berada di atas 40 persen

Sektor Manufaktur Tumbuh Agresif Di Tengah Tekanan Pandemi
Program ini ditargetkan dapat menjangkau pekerja industri di jawa dan bali hingga oktober 2021 menperin memaparkan faktor turunnya pmi

Pemulihan Perekonomian Indonesia Setelah Kontraksi Akibat
Konsumsi pemerintah mengalami penurunan dari 3 25 persen menjadi 1 94 persen hal ini karena pemerintah mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun

Harga Pangan Meroket 70 Persen
Kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak bbm baru baru ini harga pangan di indonesia sudah naik rata rata hingga 70 persen

Di Tengah Penurunan Harga Hingga 70 Persen Banyak Negara Di
8 jam yang lalu sejumlah faktor penyebab menurunnya harga aset kripto seperti bitcoin btc dan ethereum eth diantaranya adalah kasus terra luna

Saham Anjlok Hingga 70 Persen Netflix Akan Andalkan Iklan
Saham netflix anjlok di tengah penurunan jumlah pelanggan yang berdampak pada phk ratusan karyawan beberapa waktu lalu mengutip cnn business

Tag Bitcoin Di Tengah Penurunan Harga Hingga 70 Persen
Berita dan foto terbaru bitcoin di tengah penurunan harga hingga 70 persen banyak negara di dunia meregulasi aset kripto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *