Jemaah Haji Dari Papua Barat Ini Indonesia Banget – Saat kloter UPG -16 yang mengangkut jemaah haji asal Papua Barat landing, banyak petugas memberikan sambutan dan pelayanan seperti biasa. Namun hal tidak biasa terjadi saat para petugas melihat koper yang keluar dari bagasi UPG-16 mulai diangkut oleh umal. Para petugas banyak yang tersenyum kagum, bahkan ada yang tertawa kecil melihat kreasi jemaah dari tanah Papua. Semua koper dibungkus menggunakan kain berwarna warni.
Maskat Ali, Kepala Seksi Perlindungan Jemaah yang selalu berada di lokasi kedatangan jemaah berujar, “Indonesia banget,” ucapnya sambil tersenyum.
Jemaah Haji Dari Papua
Sebagian petugas lain ada yang kebingungan mengelompokkan koper sesuai rombongan. Awalnya mereka mengira warna itu sesuai dengan instruksi dari Dirjen PHU tentang pemberian pita warna pada koper, ternyata anggapan itu salah.
Andi Sofyan, salah satu jemaah saat ditanya menjelaskan ‘inisiatif’ pemberian sarung koper warna-warni tersebut.
“Pemberian pembungkus koper berwarna-warni hanya untuk mempermudah kami mengetahui asal jemaah haji. Karena kami menyepakati warna sesuai dengan kabupaten asal jemaah,” ucap Andi Sofyan, sambil menerima air mineral dari salah satu petugas karena kehausan.
Petugas TPHI atau Ketua Kloter UPG-16 juga menyatakan hal yang sama seperti Andi Sofyan.
“Memang sudah ada kesepakatan antar jemaah untuk memberikan tanda berupa kain pembungkus koper warna-warni. Iya benar, pemberian warna sesuai kabupaten asal jemaah,” kata Husein Al Hamid, yang merupakan pegawai di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat.
Sementara itu Kepala Daker Bandara, Arsyad Hidayat menghimbau agar pemberian tanda sesuai dengan ketentuan dalam surat edaran.
“Pemberian tanda berupa ‘bag cover’ seperti itu memang kreatif, tetapi di lapangan cukup menyulitkan petugas. Sebaiknya jangan dipasang dulu saat pemberangkatan agar mudah dalam pengelompokan koper sesuai rombongan,” pesan Arsyad.
“Belum lagi kalau ternyata ada penempatan hotel yang terpisah, pasti akan sangat repot memisahkannya karena bisa jadi jemaah dari satu kabupaten berbeda hotelnya,” pungkasnya.
Sumber : kemenag.go.id