Kisah Adab Seorang Murid Kepada Guru

oleh -2,802 views
oleh

PURJIANTO.WEB.ID, SANGATTAKisah Adab Seorang Murid Kepada Guru, sebagai pembelajaran kita tentang pentingnya sebuah adab, baik kepada orang lain, Guru terlebih lagi kepada Orang Tua.

Alkisah, ada 5 orang yang sedang menuntut ilmu di negeri seberang. Kelima orang tersebut memiliki niat yang sama, yaitu belajar tentang cara membuat kue yang enak.

Setelah sekian bulan mereka belajar, sang maestro menunjuk salah satu dari mereka untuk menjadi ketua kelompok. Untuk terus melaporkan perkembangan yang mereka dapat, kepada instruktur dibawah sang maestro.

Waktu berjalan begitu cepat, salah satu dari mereka memiliki inisiatif untuk melaporkan perkembangan tanpa sepengetahuan ketua kelompok.

Sampai suatu saat, ketua kelompok mencari instruktur namun tidak ketemu. Akhirnya, dia melaporkan perkembangan langsung ke sang maestro.

Kisah Adab Seorang Murid Kepada Guru

Setelah mengetahui hal tersebut, instruktur marah kepada ketua kelompok.

“Bukan seperti ini caranya, kamu harus laporan dulu ke saya,” tutur instruktur.

Memang adab seorang murid bukan sepantasnya seperti itu. Namun, ia punya alasan tersendiri.

Sesampainya dirumah, ia malah menjadi omongan.

Dari mana kalian tahu kalau saya dimarahi instruktur?

Salah satu dari mereka menjawab, “saya diberitahu instruktur tadi,”

Kamu seharusnya melapor dulu ke instruktur bukan langsung ke maestro, kata temennya.

Adab sebagai murid kurang pas, lanjut temennya.

Tadi setelah saya dimarahi instruktur, beliau bilang kalau kamu sering laporan ke beliau, tanpa sepengetahuan ku, apakah itu juga beradab?

Karena saya yang diberikan amanah untuk melaporkan perkembangan kita disini.

Lalu, mana adabmu? Saya baru sekali langsung ke maestro, sudah kalian salahkan, kalian berkali-kali langsung ke instruktur saya tidak pernah menyalahkan kalian.

Sekarang saya mau tanya, dimana adabmu?

Mereka pun terdiam mendengar bahasa ketua kelompok tersebut.

Kesimpulan

Dalam cerita diatas bisa kita simpulkan, adab adalah tatanan keilmuan yang paling tinggi.

Sebelum menyalahkan seseorang, alangkah bijaknya jika kita melihat kesalahan kita terlebih dahulu.

Jangan sampai, kita salah namun tetap merasa benar. Sebab, salah dan benar itu hanya dalam pandangan manusia saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.