Ziarah ke Makam Habib Husein bin Habib Jafar Al Habsyi Desa Sepaso Kecamatan Bengalon

oleh -4,794 views
oleh

Ziarah ke Makam Habib Husein bin Habib Jafar Al Habsyi Desa Sepaso Kecamatan Bengalon, PURJIANTO.WEB.ID, Sangatta – Wisata religi kali ini, saya beserta rombongan berziarah ke Makam Habib Husein bin Habib Jafar Al Habsyi, Desa Sepaso Kecamatan Bengalon, perjalanan kami mulai dari Kecamatan Sangatta Utara.

Untuk menuju ke “Makam Habib Husein bin Habib Jafar Al Habsyi”, Desa Sepaso Kecamatan Bengalon, menempuh waktu kurang lebih tiga jam, perjalanan menggunakan roda empat, dari Sangatta menuju ke Bengalon, kurang lebih memakan waktu satu setengah jam, dan dari bengalon ke desa sepaso, kurang lebih satu setengah jam juga.

Sebab, pada waktu kami kesana jalanan sedang dalam perbaikan, jadi agak terhambat, namun tidak mengurangi niat kami untuk berziarah ke makam habib husein bengalon.

Makam Habib Husein bengalon

Habib Husein bin Habib Jafar Al Habsyi adalah salah satu ulama yang menyebarkan agama islam di kutai timur pada waktu itu masih ikut Kabupaten Kutai Kartanegara dan ada saudara beliau juga yang makamnya kurang lebih tiga ratus meter dari makam namun kami tidak sempat ke makam tersebut ia adalah Habib Usman bin Habib Jafar Al Habsyi.

Makam Habib Husein bengalon

Menurut penuturan keturunan beliau yang berdiam di daerah desa sepaso tersebut Habib Husein bin Habib Jafar Al Habsyi memiliki saudara di bontang yaitu Habib Jafar Al Habsyi mungkin pada kesempatan yang akan datang kami akan berkunjung ke makam beliau.

Makam habib husein Bengalon

Makam Habib Husein bengalon

Ziarah ke Makam Syekh Fadillah Bin Abdillah RM. Ghani Sangatta Selatan


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ziarah ke Makam Syekh Fadillah Bin Abdillah RM. Ghani Sangatta Selatan
Menurut penuturan warga masyarakat yang tinggal di dekat makam tersebut Syekh Fadillah Bin Abdillah RM. Ghani merupakan salah satu penyebar agama islam kala itu di sangatta Kutai Timur.

Ziarah ke Makam menurut Islam


Imam Turmudzi meriwayatkan satu hadits di mana Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallama bersabda:

قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ، فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ، فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَةَ

Artinya: “Sungguh dahulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur. (Kini) telah diijinkan bagi Muhammad untuk berziarah ke kubur ibunya. Maka berziarah kuburlah kalian, karena sesungguhnya ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat.”

Dalam beberapa riwayat kita bisa menjumpai keterangan bahwa Rasulullah pernah berziarah ke makam ibundanya Sayidatina Aminah. Beliau juga berziarah ke komplek pemakaman Baqi’ untuk menziarahi ahli kubur para sahabat yang gugur di perang Badar dan Uhud.

Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: زَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ، فَبَكَى وَأَبْكَى مَنْ حَوْلَهُ

Artinya: “Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallama pernah berziarah ke kubur ibundanya, maka beliau menangis dan menjadikan orang di sekitarnya menangis.”

Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya Nashâihul ‘Ibâd menuturkan ada 4 (empat) macam motivasi orang melakukan ziarah kubur:

  • Pertama, ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati dan akhirat. Ziarah dengan motivasi ini bisa hanya dengan melihat kuburan atau komplek pemakaman saja tanpa harus tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan. Tidak harus kuburan orang muslim, bahkan kuburan orang kafir sekalipun bisa menjadi sarana untuk menjadikan seorang muslim mengingat kematian dan kehidupan akhirat yang pada saatnya nanti akan ia lakoni.
  • Kedua, ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang yang ada di dalam kuburan. Menurut Syekh Nawawi ziarah dengan tujuan ini disunahkan bagi setiap orang muslim. Tentunya kuburan yang dikunjungi juga kuburan yang di dalamnya bersemayam jenazah orang muslim, pun tidak harus kuburan keluarga sendiri.

Di Indonesia ada beberapa daerah yang memiliki budaya di mana pada waktu-waktu tertentu biasanya menjelang puasa Ramadhan masyarakat kampung berkumpul di satu komplek pemakaman untuk bersama-sama mendo’akan ahli kubur yang ada di komplek tersebut, baik ahli kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain. Kegiatan semacam ini lazim disebut dengan nyadran.

  • Ketiga, ziarah kubur dengan motivasi untuk tabarruk atau mendapatkan keberkahan. Ziarah dengan tujuan ini disunahkan dengan mengunjungi kuburnya orang-orang yang dikenal baik pada waktu hidupnya.

Ziarah dengan motivasi ini juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia khususnya warga Nahdliyin. Pada waktu-waktu tertentu mereka secara berombongan berziarah ke makam para wali dan para kiai yang dipandang memiliki kedekatan dengan Allah dan berjasa dalam berdakwah menebarkan agama Islam di masyarakat.

  • Keempat, ziarah kubur dengan motivasi untuk memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua.

Di daerah tertentu ada budaya di mana setiap hari Jumat Kliwon, atau di sore hari Kamis sebelum Jumat Kliwon masyarakat menziarahi makam orang tuanya. Ini dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak bagi orang tuanya. Meski mendo’akan orang tua bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja namun dengan menziarahi kuburnya di waktu tertentu diharapkan akan menjadikan si anak akan selalu ingat dan tidak dengan mudah melupakan akan jasa orang tua.

Dari pembahasan singkat di atas, berziarah dengan motivasi yang manapun, ada yang perlu diperhatikan oleh mereka yang melakukan ziarah kubur. Semestinya ziarah kubur dilakukan sesuai tuntunan syari’at tanpa ada motivasi-motivasi lain yang bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agama melalui para ulama. Wallâhu a’lam. (Sumber:nu.or.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.